Jumat, 06 Februari 2009

Memahami Kita Sendiri "PENONTON"

Pengertian Media Komunikasi dan Audio-Visual

Media berarti wadah atau sarana. Dalam bidang komunikasi, istilah media yang sering kita sebut sebenarnya adalah penyebutan singkat dari media komunikasi. Media komunikasi sangat berperan dalam mempengaruhi perubahan masyarakat. Televisi dan radio adalah contoh media yang paling sukses menjadi pendorong perubahan. Audio-visual juga dapat menjadi media komunikasi. Penyebutan audio-visual sebenarnya mengacu pada indra yang menjadi sasaran dari media tersebut. Media audiovisual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari khalayak sasaran (penonton). Produk audio-visual dapat menjadi media dokumentasi dan dapat juga menjadi media komunikasi. Sebagai media dokumentasi tujuan yang lebih utama adalah mendapatkan fakta dari suatu peristiwa. Sedangkan sebagai media komunikasi, sebuah produk audio-visual melibatkan lebih banyak elemen media dan lebih membutuhkan perencanaan agar dapat mengkomunikasikan sesuatu. Film cerita, iklan, media pembelajaran adalah contoh media audio-visual yang lebih menonjolkan fungsi komunikasi. Media dokumentasi sering menjadi salah satu elemen dari media komunikasi. Karena melibatkan banyak elemen media, maka produk audio-visual yang diperuntukkan sebagai media komunikasi kini sering disebut sebagai multimedia.

Pada masyarakat yang masih terbelakang (belum berbudaya baca-tulis) elemenelemen multimedia tidak seluruhnya secara optimal menunjang komunikasi. Masyarakat terbelakang hanya mengenal gambar dan suara. Pada masyarakat modern seluruh elemen multimedia menjadi sangat vital dalam membangun kesatuan dan memperkaya informasi. Suara, teks, gambar statis, animasi dan video harus diperhitungkan sedemikian rupa penampilannya, sehingga dapat menyajikan informasi yang sesuai dengan ciri khas masyarakat modern yakni efektif dan efisien. Untuk kepentingan efektifitas dan efisiensi inilah kemudian muncul istilah multimedia yang bersifat infotainment (informatif sekaligus menghibur) dan multilayer (beberapa lapis tampil pada saat yang sama). Saat menyaksikan tayangan televisi masyarakat telah terbiasa melihat sinetron sambil mencermati tambahan berita dalam bentuk teks yang bergerak di bagian bawah layar televisi, dan sesekali melirik logo perusahaan televisi di pojok atas.



Data Dan Fakta Dalam Masyarakat

Pada tahun 1996, sekitar 90 juta penduduk Indonesia sudah memiliki pesawat televisi. Memperhitungkan bahwa sejak 1994 pertambahan pesawat televisi di Indonesia sekitar 650.000 buah setiap tahunnya. Bisa diperkirakan dalam tahun 2007 terdapat 96.500.000 buah pesawat televisi. Jika setiap pesawat televisi tersebut ditonton oleh 2 orang, maka jumlah penonton televisi di Indonesia mencapai 193 juta orang atau 87% dari seluruh jumlah penduduk di Indonesia. Sementara itu pesawat video, VCD/DVD juga merambah dimana - mana. Stasiun televisi juga semakin menjamur, baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten. Hal ini menjadi pertanda bahwa siaran televisi atau bahasa audio visual sangat menarik perhatian masyarakat Indonesia. Alasannya, bahasa audio visual mempunyai kekuatan khusus, yang mampu membangkitkan imajinasi dan menggerakkan hati para penonton televisi.

Sebagai misalnya, berada dalam lingkup kita masalah Lumpur Lapindo yang sampai saat ini bencana ini masih terus - menerus menampakkan wajahnya dalam stasiun televisi manapun di Indonesia. Kekuatan media-pun seakan- akan terus - menerus meliput peristiwa bencana yang luar biasa telah mengundang rasa kemanusiaan untuk membantu saudara - saudara kita yang ada di Porong, Sidoarjo. Amukan lumpur yang seakan tak memberi ampun bagi warga sekitar untuk menyelamatkan barang - barang atau saudara - saudaranya. Tayangan televisi tentang berita dan informasi Lumpur Lapindo yang dialami oleh warga Sidoarjo tidak hanya berdampak menembus batas ruang dan waktu tetapi juga telah menembus dan membangkitkan rasa solidaritas kemanusiaan tanpa ada sekat Ideologi, kepercayaan, politik, ras, bahkan pandangan hidup. Hal tersebut dinampakkan dalam bentuk respon publik yang ada di Indonesia dan masyarakat Internasional.



Tentang Audio-Visual

Budaya Audio-visual merupakan tradisi kehidupan yang berbasis pada sistem pencitraan (visualitas) dan sistem pendengaran (auditif). Budaya audio-visual juga sebagai budaya yang terakhir dan terbaru memberikan kontribusi yang sangat besar dalam perubahan perilaku masyarakat, terutama dalam aspek informasi dan persuasi. Media ini terdiri dari dua elemen yang mempunyai kekuatan masing - masing dan bersinergi untuk membuat satu kekuatan yang dahsyat.
  • Kekuatan Audio
*Perhatian, Efek suara sangat bagus dalam menarik perhatian.
*Memorability, Kekuatan suara lebih mudah diingat dan tahan lama untuk diingat, misal : musik.
  • Kekuatan Visual
*Kekuatan visual ini lebih mudah untuk mendemostrasikan sesuatu daripada audio.

Jika dua kekuatan di atas bersinergi menjadi satu kekuatan maka akan didapatkan satu kekuatan yang amat sangat kuat karena selain memberikan gambaran yang lebih nyata juga bisa meningkatkan retensi yang lebih menarik dan mudah diingat. Bagaimanapun kehadiran media audio-visual ini tidak bisa kita hindari mengingat kelebihan dan daya tariknya yang sangat luar biasa. ^^